Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2020

Nulis Bebas || RASIS

 Terkesan RASIS memang, tapi ntah mengapa jika aku menemui pria yang berlainan suku denganku, aku tak begitu tertarik dengannya. Dan jika sedang berdekatan pun, pasti aku hanya menganggapnya sebagai teman. Aku bersuku jawa, dan lebih menyukai jika pasanganku kelak bersuku jawa, aku tertarik dengan pria yang jika berbicara dengan khas medoknya. Ngga tau kenapa tapi itu terjadi. .... Tapi sebenarnya itu bukan penghalang sih, apalagi kalo masih seiman juga sebenarnya nggak papa. Tapi itu juga prinsipku yang lebih memilih pria bersuku jawa. Tapi seandainya memang ditakdirkan tidak begitu ya nggapapa. Toh sebagai manusia kita memang ditakdirkan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Supaya apa? Supaya kita saling mengenal. Dalam persahabatan aja lebih seru kalau orang2 di dalamnya ngga cuma satu suku. Misal gini ni, ada orang batak yg banyak bicara, ada org melayu yg santuy, dan ada org jawa yg lucu. Itu tuh buat semuanya jadi seru. Apalagi dalam case berkeluarga, akan banyak pelajaran yang...

Kenangan

Teruntukmu, aku percaya, mengirimkan surat alfatihah untukmu, lebih baik daripada mengutarakan rasa rinduku kepadamu. Sekelebat memori tentangmu masih sering terlintas di pikiranku, tepatnya seminggu yang lalu. Aku masih ingat bahwa kemarin aku masih mempersiapkan keberangkatanku untuk berlibur (bersamamu?). Bukan aku yang punya rencana, tapi Tuhan kita yang punya rencana, atas izin-Nya, kita bisa menikmati liburan bersama, memandangi ciptaanNya yang sangat indah dan kamu juga ciptaan-Nya yang sungguh indah. Tak henti kuucapkan syukur karena telah mengenalmu, aku masih ingat betapa manisnya dirimu, dengan gigi ginsul dan bulu mata lentikmu. Membuat semua ingin sepertimu. Kamu tak hanya indah rupa, tetapi akhlak, tutur kata, caramu beribadah, pola pikirmu. Sungguh aku kagum akan hal itu. Awalnya semua biasa saja, entah kenapa pada saat aku melaksanakan shalat maghrib, dan melihatmu mengadahkan tangan membuat hatiku menjadi luluh. Aku tak tau apa yang kau sebut dalam doamu itu, tapi meng...

Nulis Bebas || Pengakuan

 Rasa-rasanya nanti jika salah satu dari kita akan menikah. Entah aku ataupun kamu duluan, aku akan tetap menyatakan rasa ini. Rasa yang membuat hari-hariku penuh makna. Begitu cepat ritmenya, sampai kadang aku tak tahu, harus sedih atau bahagia. Aku juga mau berterimakasih sama kamu, karena selalu menginspirasiku, setiap hari, setiap waktu. Aku juga mau mengutarakan bahwa pesan dan telpon serta pertemuan dari atau denganmu adalah hal yang selalu kunantikan. Hay! selamat pagi:) semoga hari dan hatimu dalam keadaan baik. Aku bahagia jika kelak kamu sudah menemukan tambatan hatimu. Terimakasih sudah menjadi bagian dari beberapa ceritaku ;)

Numpang Lewat || Nostalgia

 Statusmu melewati lini masa facebookku, aku tak tau apa motifmu dengan meminta pertemanan kepadaku beberapa hari yang lalu dengan akun barumu. Kuingat-ingat kisah kita dahulu, seorang remaja yag masih malu-malu, ingin mencoba beberapa hal baru, mengenalmu via facebook, kita saling bersaling sapa lewat pesan masuk, tapi kuyakin kau tak tau siapa aku. Aku yang kurang percaya diri dahulu, hanya kau jadikan tempat bertanyamu tentang seorang teman yang ingin kau jadikan pacarmu. Aku tak pernah berani untuk menyapamu ketika kita berpapasan di lorong sekolah, karena aku si pemalu. Ku buka kembali ruang pesan itu, aku dengan senang hati membantumu, dan kau juga antusias dengan hal itu.  Sekarang ini, dia yang kau tanyai dahulu, sudah memiliki seorang suami dan seorang anak. Lantas, apa kabar kita (mohon maaf, saya)?  Aku tentu baik-baik saja, kalau kamu sepertinya sedang sibuk mengurusi skripsimu, semangat ya! Anak UIN semester akhir:)