CRITICAL BOOK REPORT
A. Identitas Buku
Judul : Cooperative Learning
Penulis : Drs. H. Isjoni, M. Si.
Penerbit : Alfabeta
Tahun Terbit : 2007
Kota Terbit : Bandung
Cetakan : Pertama
Tebal buku : 108 halaman
ISBN : 978-979-8433-29-0
A. Identitas Buku
Judul : Cooperative Learning
Penulis : Drs. H. Isjoni, M. Si.
Penerbit : Alfabeta
Tahun Terbit : 2007
Kota Terbit : Bandung
Cetakan : Pertama
Tebal buku : 108 halaman
ISBN : 978-979-8433-29-0
B. Ringkasan Isi Buku
BAB I PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
BAB II PENGERTIAN COOPERATIVE LEARNING
Cooperative learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim. Secara istilah cooperative learning ialah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar.
BAB III TUJUAN COOPERATIVE LEARNING
Tujuan utama dalam penerapan model belajar Cooperative Learning adalah agar peserta didik dapat bekerja secara berkelompok bersama teman-temannya dengan cara saling menghargai pendapat dan memberikan kesempatan kepada orang lain untuk mengemukakan gagasannya dengan menyampaikan pendapat mereka secara berkelompok.
BAB IV TEORI COOPERATTIVE LEARNING
Cooperative Learning didasarkan kepada teori-teori perkembangan kognititif, perlakuan, dan perandaran sosial.
BAB V KARAKTERISTIK COOPERATIVE LEARNING
Ada lima unsur dasar yang dapat membedakan Cooperatif learning yang dapat mmembedakan Cooperative Learning dengan kerja kelompok. Contoh: 1. Positive interpendence 2. Interaction face 3. Adanya tanggung jaawab pribadi mengenai materi pelajaran dalam anggota kelompok. 3. Membutuhkan keluesan 5. Meningkatkan keterampilan bekerja sama dalam memcahkan masalah (proses kelompok).
BAB VI MODEL-MODEL COOPERATIVE LEARNING
Dalam cooperative learning terdapat beberapa variasi model yang dapat diterapkan, yaitu di antaranya: 1) Student Team Achievment Divison (STAD), 2) Jigsaw, 3) Group Investigation (GI), 4) Rotating Trio Exchange, dan 5) Group Resume.
BAB VII PERANAN GURU DALAM COOPERATIVE LEARNING
Menciptakan lingkungan yang optimal baik secara fisik maupun mental, dengan cara menciptakan suasana kelas yang nyaman, suasana hati yang gembira tanpa tekanan, maka dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran. Pengaturan kelas yang baik merupakan langkah pertama yang efektif untuk mengatur pengalaman belajar siswa secara keseluruhan.
BAB VIII STRATEGI COOPERATIVE LEARNING
Terdapat beberapa teknik yang dapat digunakan dalam proses beelajar mengajar: 1) Teknik mencari pasangan; 2) Bertukar pasangan; 3) Berpikir berpasangan berempaat; 4) Berkirim salam dan soal; 5) Kepala bernomor; 6) Kepala bernomor terstuktur; dll.
BAB IX TES EKSPERIMEN COOPERATIVE LEARNING
Ravenscroft, dkk menemukan peningkatan dalam prestasi actual yang dicapai siswa yang mendapatkan nilai berdasarkan cooperative learning dan group control yang mendapatkan nilai berdasarkan cara belajar tradisional.
BAB X PENUTUP
Cooperative Learning dapat membuat kemajuan besar para siswa ke arah perkembangan sikap, nilai dan tingkah laku yang memungkinkan merkea dapat berpartisipasi dalam komunitas mereka dengan cara-cara yang sesuai dengan tujuan pendidikan sejarah.
C. Kelebihan Buku
Adapun kelebihan buku yang berjudul Cooperative Learning yand ditulus oleh Isjoni ini ialah:
1. Bahasanya mudah dipahami dan menggunakan bahsa baku yang sesuai untuk dipakai di kalangan intelektual.
2. Pembahasan isi buku ringkas, dan laungsung ke poinnya (tidak bertele-tele) dalam menjelaskan sub-sub bab dari buku tersebut.
3. Didukung dengan sumber yang terpercaya karena banyak sumber buku rujukan yang terdapat pada daftar pustaka.
4. Sangat cocok di jadikan buku refernsi bagi mahasiswa maupun kalangan umum yang ingin mempelajari cooperative learning.
D. Kelemahan Buku
Adapun kelemahan buku yang berjudul Cooperative Learning yand ditulus oleh Isjoni ini ialah:
1. Desain cover tersebut sangat tidak menarik, bagi saya pencetakan buku di tahun 2007 seharusnya sudah dapat membuat desain yang menarik, agar para pembaca tertarik untuk membaca buku tersebut.
2. Dalam pencetakan isi buku terdapat banyak tulisan yang tidak jelas (buram).
3. Dalam penggunaan bahasa asing terdapat banyak sekali kesalahan dalam penulisan. Misalnya kata cooperative learning ditulis menjadi cooperative learning.
Saran
Hendaknya penulis lebih memperhatikan pengeditan isi buku tersebut sebelum mencetak buku tersebut.
KONTRIBUSI UNTUK GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Adapun kontribusi buku yang berjudul Cooperative Learning tersebut ialah:
Membantu para peserta didik melakukan kegiatan belajar, sebagaimana yang telah disebutkan bahwa cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Nah, dalam hal inilah peran guru diperlukan untuk membantu para peseta didik dalam proses pembagian kelompok tersebut.
Contoh: Pada saat materi pelajaran Akidah Akhlak materi Akhlak tercela dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari, guru memberikan arahan kepada peserta didik untuk mendiskusikan jenis-jenis akhlak tercela dengan membuat kelompok berdasarkan absen peserta didik.
Sebagai fasilitaor para peserta didik. Dari pembagian kelompok yang sudah dilakukan tadi, apabila ada peserta didik yang masih belum bisa memahami sebuah materi, maka gurunya lah yang meluruskan pemahaman pada materi tersebut.
Contoh: Dari pembagian kelompok tadi jika sudah di diskusikan oleh peserta didik tentang jenis-jenis akhlak tercela dan juga dampaknya di dalam kehidupan sehari-hari, maka apabila ada siswa yang belum paham, maka gurunya yang menjelaskan materi tersebut hingga semua peserta didik bisa memahaminya.
Guru memberikan kebebasan para peserta didik untuk berperan aktif. Siswa terlibat aktif pada proses pembelajaran, karena pada saat pengelompokan tersebut siswa diberikan kebebasan berpendapat dan berdiskusi sebebas-bebasnya dengan teman sebayanya.
Contoh: Peserta didik berperan aktif dalam membahas materi tentang akhlak tercela dan dampaknya bagi kehidupan sehari-hari.
Pemberian kepercayaan kepada peserta didik sebagai penanggung jawab atas materi yang sudah diberi dan dibahas bersama teman-temannya.
Contoh: Peserta didik bekerja sama untuk memecahkan kasus yang ada, dan sebagai penanggung jawab atas materi yang sudah diberikan oleh guru, sehingga tujuan pembelajaran dapat terelaisasikan dengan baik.
Pembelajaran cooperative learning menjadikan pembelajaran semakin efisien karena antara guru dan peserta didik dapat mencacpai tujuan yang sama dalam pembelajaran.
Contoh: Dengan adanya pembelajaran kooperaatif maka materi yang sudah diberikan oleh guru akan lebih mudah dipahami oleh peserta didik.
Komentar
Posting Komentar